Learn For World |
Walaupun perbedaan usia kami cukup jauh sekitar 13 tahun itu bukan penghalang bagi kami dalam berbagi cerita ataupun bergaul. Si Iwan memiliki keahlian dalam berbaur di masyarakat dengan usia berbeda-beda, membuatnya mudah akrab dan diterima.
Iwan Bekerja sebagai ahli instalasi kelistrikan untuk bangunan. Suatu hari ketika dia datang kerumah, saya tidak bisa menemani dia ngobrol seperti biasa karena saya masih sibuk menyelesaikan pekerjaan menservice beberapa laptop punya teman. Melihat saya masih sibuk dia diam seribu bahasa mungkin takut mengganggu pekerjaan saya. Jadi untuk mencairkan suasana saya mengatakan "cerita aja saya mendengarkan, tapi jangan ngomel clo saya nanti gak jawab,,,heee". Mendengar perkataan saya itu seperti dikasih lampu hijau, dia mulai cerita panjang lebar. Melihat saya tidak fokus dengan ceritanya dia mulai dengan pertanyaan kira-kira seperti ini percakapan kami :
Iwan : Dimana kamu belajar service komputer seperti ini ?
Iwan : Dimana kamu belajar service komputer seperti ini ?
Saya : Belajar sendiri alias otodidak.
Iwan : Bagaimana caranya kamu belajar clo gak ada yang ngajari ?
Saya : Jadi gini dulu pertama kali saya punya laptop saya sering melakukan kesalahan yang tidak disengaja, bahkan komputer dalam posisi hibernate saja saya kira rusak, jadi kerjaan saya bolak-balik ke tukang service, maka sekali service gak mati bayar 50.000 (kala itu sebuah laptop adalah barang mewah). Karena merasa kerampokan (maklum modal tipis,,heheheee) akhirnya setiap saya pergi service selalu melakukan curi-curi pandang ke arah teknisi melihat tombol apa saja yang dipencet dan bagian mana saja yang dicek. Sepulang kerumah saya mulai utak-atik sendiri laptop, singkat kata dengan melihat, bertanya, mendengar dan mencoba. Itulah kunci sistem pembelajaran saya.
Iwan : Bagaimana caranya kamu belajar clo gak ada yang ngajari ?
Saya : Jadi gini dulu pertama kali saya punya laptop saya sering melakukan kesalahan yang tidak disengaja, bahkan komputer dalam posisi hibernate saja saya kira rusak, jadi kerjaan saya bolak-balik ke tukang service, maka sekali service gak mati bayar 50.000 (kala itu sebuah laptop adalah barang mewah). Karena merasa kerampokan (maklum modal tipis,,heheheee) akhirnya setiap saya pergi service selalu melakukan curi-curi pandang ke arah teknisi melihat tombol apa saja yang dipencet dan bagian mana saja yang dicek. Sepulang kerumah saya mulai utak-atik sendiri laptop, singkat kata dengan melihat, bertanya, mendengar dan mencoba. Itulah kunci sistem pembelajaran saya.
Iwan : bah ribet juga ya, Kapan kamu mulai buka service seperti ini ?
Saya : Clo didengar sih ribet tapi coba dijalani gak juga kok. Saya gak buka service, teman-teman aja yang ngantar kerumah minta bantu memperbaiki ini semua.
Iwan : Clo gitu dari mana mereka tahu kamu bisa service
Saya : Gak tau juga,,, awalnya laptop teman kost error kasian liat dia kebingungan tengah malam cari tukang service jadinya saya coba bantu. Nah dari situ, beberapa hari kemudian mulai datang yang lain, akhirnya kayak sekarang ini.
Iwan : Oh...
Awalnya Iwan tidak memiliki hobbi dibidang komputer, karena keseringan main game dilaptop saya dan melihat saya bergelut dengan barang tersebut akhirnya dia sedikit ada ketertarikan dengan ditandai banyaknya dia bertanya seputar komputer. Sayangnya walaupun dia banyak bertanya tidak pernah mempraktekkan sendiri sehingga dia tidak terlalu memahami teori yang saya sampaikan, jadi saya katakan coba kamu cari komputer bekas aja buat belajar dirumah.
Setelah beberapa hari akhirnya dia mengatakan sudah memiliki komputer (PC) sendiri dirumah, entah dari mana dapatnya. Walaupun sudah memiliki komputer sendiri dia masih sering kerumah buat bertanya. Beberapa bulan berlalu karena komputernya gak bisa dibawa kesana-kemari sehingga dia jarang kerumah karena keasyikan mengutak-atik komputernya sendiri walaupun begitu kami masih sering komunikasi via telpon.
Hingga akhirnya saya mulai bekerja diperusahaan saya sekarang ini dan sering keluar kota, sehingga hubungan persahabatan kami agak renggang (bukan musuhan loh,,,hanya jarang komunikasi lagi). Tak dirasa sudah hampir 4 tahun kami tidak bertemu, kebetulan minggu lalu saya ada tugas ke kota dimana Iwan tinggal karena sebagai teman dekat dulunya, saya memutuskan untuk menelpon dan berkunjung kerumahnya.
Sungguh saya terkejut melihat didalam rumahnya berjejer CPU yang tengah menunggu antrian untuk diperbaiki. Saya bertanya punya siapa ini, "ah punya orang". jawabnya.
Lalu dia mulai bercerita, setelah mengetahui sedikit demi sedikit tentang komputer dan termotivasi oleh pengalaman saya, keingintahuannya semakin besar sehingga dia berusaha belajar lebih dalam lagi.
Keahliannya sebagai penginstalasi listrik bangunan tersingkir oleh perkembangan peraturan dari PLN yang mewajibkan instalasi dan perbaikan hanya boleh dilakukan oleh teknisi PLN dan perusahaan yang ditunjuk oleh PLN. Sungguh miris mendengar cerita tersebut. Lanjut dia bercerita dengan berbekal bibit pengetahuan yang ditanam olehnya dan disiram dengan banyak bertanya akhirnya dia dapat melanjutkan hidup dengan penghasilan yang didapat dari memperbaiki komputer tetangga, temen dan orang lain. Saya sangat senang mendengar cerita kesuksesannya.
Sungguh gak saya sangka seseorang yang tidak mengetahui apa-apa dulunya, mulai dari nol sekarang bahkan lebih pintar dari saya. Tidak ada rasa iri ataupun merasa tersaingi, yang ada hanya rasa bangga pengalaman saya bermanfaat bagi sahabat .
Pesan yang dapat saya sampaikan dari cerita diatas adalah :
SEMOGA BERMANFAAT !!!!!
Iwan : Clo gitu dari mana mereka tahu kamu bisa service
Saya : Gak tau juga,,, awalnya laptop teman kost error kasian liat dia kebingungan tengah malam cari tukang service jadinya saya coba bantu. Nah dari situ, beberapa hari kemudian mulai datang yang lain, akhirnya kayak sekarang ini.
Iwan : Oh...
Awalnya Iwan tidak memiliki hobbi dibidang komputer, karena keseringan main game dilaptop saya dan melihat saya bergelut dengan barang tersebut akhirnya dia sedikit ada ketertarikan dengan ditandai banyaknya dia bertanya seputar komputer. Sayangnya walaupun dia banyak bertanya tidak pernah mempraktekkan sendiri sehingga dia tidak terlalu memahami teori yang saya sampaikan, jadi saya katakan coba kamu cari komputer bekas aja buat belajar dirumah.
Setelah beberapa hari akhirnya dia mengatakan sudah memiliki komputer (PC) sendiri dirumah, entah dari mana dapatnya. Walaupun sudah memiliki komputer sendiri dia masih sering kerumah buat bertanya. Beberapa bulan berlalu karena komputernya gak bisa dibawa kesana-kemari sehingga dia jarang kerumah karena keasyikan mengutak-atik komputernya sendiri walaupun begitu kami masih sering komunikasi via telpon.
Hingga akhirnya saya mulai bekerja diperusahaan saya sekarang ini dan sering keluar kota, sehingga hubungan persahabatan kami agak renggang (bukan musuhan loh,,,hanya jarang komunikasi lagi). Tak dirasa sudah hampir 4 tahun kami tidak bertemu, kebetulan minggu lalu saya ada tugas ke kota dimana Iwan tinggal karena sebagai teman dekat dulunya, saya memutuskan untuk menelpon dan berkunjung kerumahnya.
Sungguh saya terkejut melihat didalam rumahnya berjejer CPU yang tengah menunggu antrian untuk diperbaiki. Saya bertanya punya siapa ini, "ah punya orang". jawabnya.
Lalu dia mulai bercerita, setelah mengetahui sedikit demi sedikit tentang komputer dan termotivasi oleh pengalaman saya, keingintahuannya semakin besar sehingga dia berusaha belajar lebih dalam lagi.
Keahliannya sebagai penginstalasi listrik bangunan tersingkir oleh perkembangan peraturan dari PLN yang mewajibkan instalasi dan perbaikan hanya boleh dilakukan oleh teknisi PLN dan perusahaan yang ditunjuk oleh PLN. Sungguh miris mendengar cerita tersebut. Lanjut dia bercerita dengan berbekal bibit pengetahuan yang ditanam olehnya dan disiram dengan banyak bertanya akhirnya dia dapat melanjutkan hidup dengan penghasilan yang didapat dari memperbaiki komputer tetangga, temen dan orang lain. Saya sangat senang mendengar cerita kesuksesannya.
Sungguh gak saya sangka seseorang yang tidak mengetahui apa-apa dulunya, mulai dari nol sekarang bahkan lebih pintar dari saya. Tidak ada rasa iri ataupun merasa tersaingi, yang ada hanya rasa bangga pengalaman saya bermanfaat bagi sahabat .
Pesan yang dapat saya sampaikan dari cerita diatas adalah :
- Pernahkah anda mendengar sebuah pepatah, "guru kencing berdiri, murid kencing berlari". Banyak pengertian dari pepatah ini adalah "seorang pemimpin harus memberi contoh yang baik", sedangkan jika saya mengartikan bahwa "seorang murid dapat melakukan sesuatu hal yang lebih dari gurunya".
- Tidak ada kata terlambat bagi kita semua untuk belajar, usia hanya seperti alarm yang memberitahu kita kapan waktunya berhenti untuk berkiprah didunia ini bukan sebagai patokan kita untuk berhenti belajar mengenai sesuatu.
- Berbagi pengalaman dan pengetahuan adalah sebuah kesenangan dan kepuasan bagi saya apalagi jika itu bermanfaat bagi orang lain, jadi jangan disimpan tuh ilmu wajib dibagi-bagi.
SEMOGA BERMANFAAT !!!!!